Tuesday, May 1, 2007

Gue dan "Kehilangan"

Gue mengawali bulan ini dengan kematian. Yups, nyokap sahabat gue meninggal kemaren lusa. Kabar duka yang bener-bener ga terduga. Coz, sebelumnya dia ga sakit apa-apa. Setau gue, dia meninggal karena jatuh di kamar mandi pas mo ambil air wudhu.

Jam 9 malem, sahabat gue telpon kasih kabar kalo nyokapnya dah ga ada. Gue langsung ke rumahnya. Dah banyak orang di sana. Gue langsung ke kamar sahabat gue itu dan gue temuin dia lagi sendirian, bengong. Ga ada air mata atau tangisan berlebihan ala sinetron Indonesia. Ini justru bikin gue sesak.

Saat itu, jenazah blom dateng. Kesedihan masih mengambang. Gue cuma bisa duduk di samping sahabat gue sambil elus-elus punggungnya. Speechless. "Sabar ya sayang, yang ikhlas," kata banyak orang, termasuk gue.

Ikhlas..

IKHLAS

Sebuah kata yang akhir-akhir ini gue pertanyakan maknanya. Dan, setelah menelusup lebih dalam, gue belum juga nemuin maknanya yang hakiki. Tapi, sahabat gue, tanpa banyak ucap, berusaha untuk ikhlas dan terlihat tabah.

"Dia tau gue ga bisa hidup tanpa dia. Kalo dia pergi, berarti dia udah yakin gue sanggup hidup sendiri, mandiri," katanya.

Kalimat yang singkat, tapi mampu bikin gue nangis. Sedih yang gue rasakan ga ada apa-apanya dibanding kesedihannya. Ibu yang dia sayang yang juga menyayanginya (mungkin) 10 kali lipat dah pergi. Dan, gue ga akan pernah bisa ngebayangin kalo gue ada di posisinya sekarang. Mungkin gue lebih milih mati duluan. Coz, ditinggalkan itu lebih "sakit" daripada meninggalkan.

Malam itu, akhirnya gue liat drama. Yang sesungguhnya, jujur, tanpa kepura-puraan. Gue tau sahabat gue itu orang yang kuat dan tabah (beda banget sama gue). Tapi, tangisnya meledak waktu dia liat jenazah ibunya. Bokapnya--yang menurut gue laki banget--juga ga bisa nahan air mata. Tiba-tiba dia keliatan sangat rapuh, kecil. Kehilangan "penopang" yang dah mendampinginya sekitar 25 taun.

Gue mutusin untuk nginep di rumahnya. Coz, apalagi yang gue bisa selain nemenin dia. Ada kejadian bodoh yang keluar dari konteks kesedihan. Saat gue dah berubah jadi zombie (ngantuk berat bo)--jam 2 pagi, ada temen yang manggil.

ari: Sini Dee..
(gue pun mendekat)
ari: Liat nih poster band gue. (sambil buka poster itu dari gulungannya)
gue: Oooo..
ari: Di rumah masih banyak loh.
gue: Iya..iya, besok gue bagi satu ya. (untung jawaban gue masih nyambung)
ari: Ini cover kaset gue. Beli yaaaa.. (dengan nada ceria)
gue: Iya..cieeee dah jadi artez niy.. (yaelah Ri, orang lagi sedih, malah jualan kaset)
ari: belom jadi artis kalii (blushing)

*****

Besoknya, jenazah dimakamkan setelah solat dzuhur. Gue baru sekali itu ikut prosesi pemakaman dari A sampe Z. Ini juga pertama kalinya gue ikut solat jenazah. Sekali lagi, gue ngebayangin kalo yang meninggal nyokap gue.. Ga kebayang gila! Mungkin gue bakal ancur kalo kehilangan dia. Belum siap. Belum sanggup. Walaupun gue tau, manusia hidup ga mungkin menang berkejaran dengan waktu. Sang maut saat ini pun sedang mengintai. Gue tau. Dia sedang amati siapa yang akan dia jemput. Malaikat maut dah nunjukin rupanya.

Cuma doa yang bisa gue kirim untuk mengiringinya. Semoga jalannya diberi penerangan. Dan, amal baiknya mampu menghantarkan dirinya ke sisiMu. Ketika tubuh yang membiru akan kembali menjadi debu.

Di pemakaman yang deket rumah penduduk, ada dua anak kecil yang lagi main di pinggir jalan.
anak 1: Arak-arakan apa tuh?
anak 2: Orang pada pulang kampung.
anak 1: Nah lo, kok ke sono..? (sambil nunjuk kuburan)
anak 2: Lha iya..Pulang kampung ke akherat.

Ya..Ya..Ya..kamu betul sekali Nak.. ;p

4 comments:

Han said...

bisa jadi benar gumam selama ini... adanya manusia justru mengekalkuatkan bahwa segala-gala adalah menuju hilang, menuju tiada...

dee said...

iya, setuju..
sesuatu, termasuk manusia, ada untuk tiada

zen said...

Ngomongin kehilangan, pernah dengar kutipan dari Kundera yang ini:

"Bukanlah masa depan yang hilang dari kematian tapi masa silamlah yang hangus bagi orang-orang yang masih hidup di lingkaran si mendiang."

Aku pernah menuliskan soal itu diblogku. Banyak certa kehilangan di sana.

brainwashed said...

all thing must pass

Post a Comment

 
© free template by Blogspot tutorial