Innalillahi wainailaihi rojiun..
Musibah bisa terjadi di mana aja, dan menimpa siapa saja. Jumat, 27 Maret 2009, banyak orang dikejutkan musibah yang menimpa warga Situ Gintung, Ciputat (Ga terlalu jauh dari rumah gue). Ga nyangka, tanggul yang dibangun sejak zaman Belanda itu jebol. Bak tsunami kecil, air bah menyapu perumahan penduduk di bawahnya. Banyak warga yang ga sempet menyelamatkan diri, apalagi harta benda, karna kejadiannya sehabis subuh saat orang masih asyik-asyiknya meringkuk di tempat tidur.
Korban kebanyakan perempuan, salah satunya temen ade gue, Pungky, yang jasadnya baru ditemuin kemaren malam, beberapa hari setelah kejadian. Gue juga sempet nonton berita tentang hilangnya Pungky di beberapa stasiun televisi. Sampe sekarang, masih ada sekitar 100 korban yang belum dtemukan, dan rasanya terlalu ngarep kalo mereka ditemukan dalam keadaan hidup. Ade gue, Rio, masih terbayang-bayang pertemuan terakhirnya sama Pungky. Beberapa hari sebelumnya, Rio interview Pungky buat event yang diadain kantornya. Siapa sangka, umurnya begitu singkat..
Orang berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk membantu dan (saking ga meaningnya) menonton. Apa yang membuat para penonton ini tertarik? Penderitaan orang lain kah? Entah kenapa, orang-orang ga berkepentingan ini menjadikan kawasan yang sekarang ga lebih dari tanah becek itu sebagai objek wisata. Bantuan udah pasti datang dari berbagai pihak, baik yang ikhlas ataupun yang berbau politis (coz, banyak juga loh yang mengatasnamakan “seseorang” atau partai).
Apa yang bisa kita lakukan..? Kalo punya tenaga kaya David, salah satu temen gue, jadi sukarelawan. Dia bantu cari korban en jaga posko bantuan (sumbangan). Just info, kata David, sebenernya beberapa warga dah punya feeling, tanggul bakal jebol coz terdengar bunyi berkeletakan dari tanggul. Beberapa warga juga udah ada yang pindah ke tempat yang lebih aman. Kalo yang ga punya tenaga, at least punya jiwa sosial. Yang penting ikhlas.. Kumpulin baju-baju layak pakai dan sumbangan semampunya. Biarpun sedikit, kalo dateng dari berbagai penjuru, bakal ngebantu banget.
Ironisnya, ada juga orang yang berkomentar miring. Waktu nemenin nyokap belanja di Pamulang Square, ada dua ibu yang lagi ngobrol.. Ga sengaja gue denger karna lagi berdekatan sama mereka. Ibu yang satu bilang sama temennya, musibah itu wajar terjadi, di belakang UMJ itu tempat “itu-itu” atau “anu-anu” karna banyak kos-kosan mahasiswa. Duh, teganya..
(gambar diambil dari internet)
Readmore »»